Indonesia Jadi Bisnis Konstruksi Tertinggi se-ASEAN

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Kumuh. Itulah kata pilihan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., Bintang Perbowo, dalam menggambarkan keadaan pasar bisnis jasa konstruksi Indonesia sekarang.

Persaingan di pasar sedemikian sengit karena jumlah pemainnya juga begitu banyak. Tiadanya entry barrier membuat orang mudah mendirikan perusahaan jasa konstruksi.

Seiring perkembangan bisnis konstruksi Indonesia, jumlah Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) terus bertambah. BUJK berupa jasa pelaksana konstruksi maupun yang berupa jasa konsultasi konstruksi kian bertambah, jumlahnya ratusan ribu.

Secara spesifik mereka terdiri atas perusahaan kontraktor dan perusahaan konsultan konstruksi.

Jasa Konstruksi Asing Turut Partisipasi

Merujuk data Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) tahun 2012. Jumlah perusahaan kontraktor dan konsultan yang teregistrasi secara nasional masing-masing sebanyak 182.800 kontraktor dan 6.605 konsultan. Profil BUJK di Indonesia dapat dibagi dalam tiga bagian, yakni BUJK besar, menengah, dan kecil.

Ditambah lagi oleh kehadiran perusahaan jasa konstruksi asing yang masuk ke Indonesia dengan menggandeng perusahaan mitra lokal.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/2011 tentang Pedoman Persyaratan Pemberian Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA) telah mengatur bahwa BUJKA hanya dapat beroperasi di seluruh wilayah Indonesia jika memiliki kantor perwakilan dan izin perwakilan hanya diberikan kepada BUJKA yang memiliki kualifikasi usaha besar.

BUJKA juga wajib membentuk ikatan kerja sama operasi dengan BUJK Indonesia kualifikasi besar yang berbentuk perseroan terbatas dan sahamnya dimiliki oleh satu atau lebih Warga Negara Indonesia. Besarnya potensi pasar konstruksi Indonesia tentu menarik minat perusahaan-perusahaan jasa konstruksi asing ini.

Secara umum, sektor konstruksi Indonesia rata-rata mengalami pertumbuhan tinggi setiap tahunnya, melebihi angka rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Kontribusi sektor konstruksi terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional juga tidak kecil.

Indonesia Konstruksi Tertinggi Se-ASEAN

Diolah dari data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2013 sektor bangunan menyumbang 9,99% terhadap PDB senilai Rp907,26 triliun. Bahkan, hasil kalkulasi Wahyu Utomo dan Ani Suryati Ningsih (2013) menunjukkan kue pasar konstruksi Indonesia merupakan yang terbesar di kawasan ASEAN.

Pada tahun 2012, nilai proyek konstruksi Indonesia mencapai US$32,4 miliar, tertinggi di kawasan ASEAN. Angka tersebut masih di atas Thailand, yang sebesar US$31,2 miliar. Jauh pula di atas Filipina yang sebesar US$8 miliar.

Menurut keduanya, saat ini terdapat lima negara yang memiliki pasar konstruksi terbesar di kawasan ASEAN, yaitu Indonesia, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Keberadaan perusahaan kontraktor asing di Indonesia juga harus diperhitungkan sebagai pesaing perusahaan kontraktor dalam negeri.

Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, jumlah perusahaan kontraktor asing di Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 275 perusahaan, yang berasal dari 25 negara. Mereka terdiri atas 154 perusahaan kontraktor, 80 perusahaan konsultansi, dan 41 perusahaan jasa konstruksi terintegrasi.

Dibandingkan dengan jumlah pelaku usaha jasa konstruksi nasional, jumlah pelaku usaha jasa konstruksi asing tersebut memang jauh lebih sedikit. Akan tetapi, harus diingat bahwa mereka berada di Indonesia dengan status sebagai BUJKA yang memiliki kualifikasi usaha besar.

Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa mereka memiliki dukungan finansial dan teknologi yang besar, sehingga mereka pastinya tak kesulitan melakukan penetrasi pasar. Buktinya, data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2011 menunjukkan bahwa sekitar 60% kue pasar konstruksi Indonesia dikuasai oleh BUJK asing. Sisanya, 40% pasar diperebutkan oleh BUJK nasional.

What is your reaction?

0
Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly

You may also like

Comments are closed.

More in EPC