Konstruksi Indonesia Merambak Bisnis ke Pasar Internasional
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Dari segi portofolio bisnis, transformasi bisnis WIKA juga menunjukkan perkembangan signifikan.
Bila semula WIKA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi sipil, maka kini portofolio bisnis WIKA telah jauh berkembang. WIKA terdiversifikasi menjadi aneka ragam bisnis yang terkait dengan jasa konstruksi.
WIKA saat ini telah berubah menjadi sebuah kelompok usaha yang memiliki lima pilar bisnis. Pada tiap-tiap pilar bisnis ini. WIKA juga telah mengembangkan anak-anak perusahaan, departemen, atau perusahaan asosiasi yang masing-masing fokus menggarap segmen-segmen usaha tertentu. Akan tetapi, tetap terintegrasi satu sama lain.
Apa saja kelima pilar bisnis WIKA tersebut? Pilar pertama adalah usaha di bidang industri. Kedua adalah di bidang infrastruktur dan Gedung. Ketiga adalah di bidang energi dan industrial plant. Keempat adalah bidang realti dan property, dan pilar yang kelima adalah investasi.
Mencermati kelima pilar bisnis ini, WIKA memang tampak memiliki lini bisnis yang terdiversifikasi. Akan tetapi, manajemen WIKA menegaskan bahwa pihaknya tetap fokus pada bisnis yang berkaitan dengan bisnis inti (core business) WIKA melalui strategi integrasi vertikal (backward forward integration).
Sehingga, WIKA dapat memberikan jasa secara total (total solution), mulai dari perancangan (engineering), pengadaan (procurement), konstruksi (construction), pengoperasian dan pemeliharaan (operation and maintenance), termasuk pendanaan (financing).
Segi Area Operasi Usaha
Selain dari segi portofolio bisnis, yakni dari sisi area operasi usaha, bisnis WIKA juga mengalami transformasi. Semula, wilayah WIKA hanya terkonsentrasi di dalam negeri. Akan tetapi, kini telah meluas ke pasar internasional.
Dalam mengembangkan pasar luar negeri, WIKA melakukannya secara bertahap. WIKA memulainya dengan memasuki pasar strategis di negara tertentu yang lebih memberikan comparative advantage dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Hal ini sesuai dengan strategi pemasaran yang dijalankan WIKA dengan membidik pasar selektif (selective market). Artinya, WIKA tidaklah acak dalam memilih target pasar. WIKA lebih memilih menyasar ke pasar-pasar tertentu.
Saat ini pasar WIKA terdiri atas pasar domestik dan luar negeri. Untuk pasar domestik, strategi WIKA adalah dengan memilih proyek-proyek yang berasal dari pemerintah yang telah disesuaikan dengan anggaran pemerintah.
Adapun proyek-proyek yang berasal dari perusahaan swasta, WIKA lebih memilih proyek-proyek yang dinilai menguntungkan. Sementara itu, untuk pasar luar negeri, WIKA memfokuskan diri pada pasar-pasar internasional yang telah dikuasai oleh WIKA.
Sejauh ini WIKA telah merambah pasar konstruksi di Afrika, Asia Tenggara, dan akan menuju ke Timur Tengah. Bisa dibilang keinginan WIKA untuk masuk ke luar negeri memang sudah ada dari dulu.
Keinginan tersebut berawal dari obrolan beberapa jajaran direksi dan manajemen, di antaranya Budi Harto, Tony Warsono, dan Hari Respati. Mereka yakin kalau WIKA harus bisa mengembangkan pasarnya hingga ke luar negeri.