Potensi Pasar Industri Otomotif Indonesia: Peran Inalum sebagai Produsen Aluminium Terbesar

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Pada tanggal 9 Desember 2013 bertempat di Ruang Garuda Gedung Kementerian Perindustrian Jakarta telah ditandatangani Perjanjian Pengakhiran Master Agreement Proyek Asahan dan Pengalihan atas Seluruh Saham yang dimiliki oleh Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd. dalam PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Penandatanganan Termination Agreement diikuti dengan penandatanganan Akta Jual Beli Saham pada tanggal 19 Desember 2013 di Gedung Kementerian BUMN. Saat itu, Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menteri Negara BUMN dan pihak Jepang diwakili oleh Chairman NAA.

Dengan berakhirnya Master Agreement, pengelolaan SDA di Wilayah Sungai Toba Asahan akan dikembalikan pada prinsip-prinsip pengelolaan sesuai amanah UU no. 7/2004 tentang Sumber Daya Air.

Pandangan tentang Industri Aluminium ke depan

Sebagai produsen aluminium terbesar di Indonesia, Inalum berpotensi untuk menggarap kebutuhan produsen otomotif di dalam negeri. Sebagai catatan, selama 2018 dan 2019, Inalum menguasai pasar aluminium primer di Indonesia masing-masing sebesar 73% dan 81%.

Seiring dengan hal itu, Direktur Pelaksana Inalum, Oggy Achmad Kosasih (2019-2021) memberikan keterangan bahwa Inalum telah memperoleh kepercayaan untuk memasok material bagi industri otomotif. Inovasi serta investasi yang dilakukan berbuah hasil. Salah satu produk aluminium keluaran Inalum, kini banyak dipergunakan untuk pembuatan komponen velg, khususnya varian Alloy A356.2.

Selain memasok material untuk produsen komponen yang dipergunakan pabrikan (OEM), produk Inalum mulai diincar para produsen komponen guna mengisi ceruk pasar purnajual. Prospek cerah tersebut dinilai akan berlanjut seiring permintaan produk otomotif OEM maupun purnajual yang meningkat. terdapat peluang bagi material aluminium menggeser kebutuhan baja saat era produksi massal EV telah matang.

Aluminium spesifikasi otomotif produksi Inalum disiapkan juga untuk mengganti material eks-impor. Tidak hanya velg, aluminium tersebut saat ini digunakan pula untuk keperluan pembuatan komponen blok mesin hingga rangka kendaraan.

Kebutuhan Aluminium Dalam Sektor Otomotif

Dari data internal perusahaan yang dijabarkan Oggy, meskipun sektor otomotif hanya menyumbang 11% dari total pasokan aluminium, Inalum terus melanjutkan pengembangan produk aluminium spesifikasi otomotif yang telah dimulai sejak dua tahun lalu. Bahkan, Inalum mematok target dalam lima tahun ke depan, porsi kontribusi sektor otomotif untuk produk alloy mencapai 35%-40%.

Untuk terjun ke sektor otomotif, bagi produsen material aluminium tidaklah mudah. Penggunaan material aluminium saat ini relatif masih minim, hanya berkisar 7%-8% dari total bobot sebuah mobil yang mencapai 1,2 ton. Sehingga, menerjuni sektor otomotif berarti pula mempertaruhkan pasar yang sangat kecil, namun dengan permintaan kualitas produk yang sangat tinggi.

Belum lagi adanya pemain utama produk alloy dan billet primary yang lebih dulu mapan sebagai pemasok material otomotif. Inalum harus bersaing ketat untuk meraih pangsa subsektor otomotif itu dengan para produsen material impor seperti Rio Tinto, Russal, EGA, Hydro, Press Metal, GVA Vietnam, serta berbagai produk material yang masuk secara deras dari China.

Di sisi lain, masuknya Inalum sebagai pemasok material otomotif lokal adalah prestasi tersendiri. Produk aluminium spesifikasi otomotif, setidaknya harus memenuhi standar safety yang sangat tinggi dan ketat.

What is your reaction?

0
Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly

You may also like

Comments are closed.

More in Bisnis