Pemerintah Malaysia Dorong Investasi Otomotif dengan Kebijakan Industri Baru
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Pemerintah Malaysia bersama dengan badan publik Malaysia Automotive Institute (MAI) merancang kebijakan industri otomotif yang lebih condong untuk memperbesar pasar domestik sekaligus menggaet investasi manufaktur.
Malaysia Membuka Pasar Otomotif Tanpa Kebijakan Proteksi
Kebijakan proteksi tidak lagi diberlakukan. Terdapat kebijakan termasuk desain industri maupun pasar yang digagas dalam National Automotive Policy (NAP).
Dalam NAP 2014, Malaysia menargetkan ekspor mencapai 200.000 unit pada 2020, membuka lapangan kerja baru yang mampu menyerap 150.000 pekerja baru, hingga 85% kebutuhan merupakan produksi lokal. Malaysia menjalankan strategi insentif hingga potongan harga bagi model-model yang memegang pangsa pasar untuk mencapai target tersebut.
Paket kebijakan NAP 2020 bertujuan untuk menjadikan Malaysia sebagai hub produksi kendaraan yang terintegrasi dengan sistem teknologi informasi. Selain itu, NAP bertujuan untuk mengembangkan produk berteknologi terkini (Next Generation Vehicle/NxGV).
NxGV tersebut merupakan pengembangan lanjutan EEV, serta mengikis emisi karbon hingga ke taraf 5,3 litres gasoline equivalent (Lge)/100 km pada 2025. NAP 2020 menstimulasi pabrikan untuk meningkatkan investasi langsung yang menopang penggunaan teknologi baru, proses desain, hingga pengembangan rantai pasok dan sumber daya manusia.
Hingga 2019, aliran investasi sektor otomotif yang memasuki Malaysia masih mengalir deras, di antaranya adalah investasi paling bergengsi dari Proton yang menggandeng Geely Holding, pabrikan asal China, untuk memproduksi model kendaraan kategori EEV maupun produk dengan adopsi teknologi informasi, sejalan dengan tekad Malaysia menjadi hub produk NxGV.