Buku Jejak Permanen Anies Baswedan Diluncurkan di Kampung Akuarium

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Wartawan senior Lahyanto Nadie menerbitkan karya terbarunya buku Jejak Permanen Anies Baswedan, Signature untuk Jakarta. Buku setebal 346 halaman ini berisikan tentang sosok, kinerja, dan evaluasi kritis terhadap Gubernur DKI Jakarta yang digadang-gadang menjadi calon presiden.

“Ini buku ke-23 yang saya terbitkan setelah pensiun dari Bisnis Indonesia sejak 4 tahun lalu,” katanya dalam peluncuran di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Buku yang diterbitkan oleh Pustaka Kaji, ini terdiri dari 5 bab. Bab pertama membahas tentang Janji Anies, berisikan pidato ketika ia pertama kali tampil sebagai gubernur dan mengulas peran Betawi dalam merawat Jakarta. Bab 2 membahas tentang kinerja Anies sehingga menjadi jejak permanen, sedangkan bab 3 mengulas anugerah dan prestasi.

Anak Kampung Akuarium sedang membaac buku Jejak Permanen Anies Baswedan

Pada bab 4 dibahas tentang sikap kritis penulis terhadap kinerja Gubernur Anies, berisikan pekerjaan rumah yang belum tuntas. Sejarawan JJ Rizal menyumbangkan tulisannya dalam bab ini. Pada bagian akhir di bab 5 adalah evaluasi dari publik yang merupakan opini para tokoh nasioal dan gubernur dan wakil gubernur dari masa ke masa.

Evaluasi terhadap kinerja gubernur a.l. oleh Eddie Mardjoeki Nalapraya (Wagub DKI Jakarta 1983-1986),  Sutiyoso (Gubernur DKI Jakarta 1997-2007), dan Fauzi Bowo (Gubernur DKI Jakarta (2007-2012). “Bang Foke menuliskan evaluasinya dari Jerman,” kata Bang Lay, panggilan akrab Lahyanto Nadie.

Menurut dia, para evaluator itu memberikan pandangannya secara objektif sehingga buku ini bermanfaat untuk para pengambil kebijakan baik di pemerintah, politisi, maupun dunia bisnis. Bagi kalangan akademisi buku ini sarat dengan bahan diskusi ilmiah sehingga melahirkan inovasi yang produktif.

Tim penulis buku ini terdiri dari Hamzah Ali, Muhammad Idris, dan Yahya Andi Saputra, dihiasi karya fotografer Ferdiansah Djoenaedi dan Syarif Rohimi, dokter spesialis anak yang menekuni fotografi. Sedangkan editornya adalah wartawan senior Ahmad Djauhar, pemimpin redaksi Bisnis Indonesia (2002-2011) dan Anggota Dewan Pers (2017-2022). Prolog ditulis oleh budayawan N. Syamsuddin Ch. Haesy.

Bang Lay menjelaskan bahwa isi buku ini bukan pujian. Ia berupaya untuk menulisnya secara objektif. Itulah sebabnya ada saran dan kritik karena banyak PR Anies yang belum beres. Beberapa kali ia menyampaikan kritiknya di media massa tentang trotoar dan disampaikan ke Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), akan tetapi tak ada respon. Begitu pun melalui cara informal dan mulai dari diskusi tingkat RT hingga tingkat kelurahan, hingga kini tak terealisasi. “Geregetan juga sih,” kata Anggota Forum Pengkajian dan Pengembangan Perkampungan Budaya Betawi tersebut.

Tentang Penulis

 Lahyanto Nadie lahir pada 22 September 1964. Ia menamatkan Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia pada 2006. Bang Lay pernah menjadi wartawan Bisnis Indonesia, Bisnis.com, penyiar radio Trijaya FM, presenter dan produser ANTV dan TVRI.

Kini ia mengajar di Kwik Kian Gie School of Business dan menjadi Penguji Kompetensi Wartawan di Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), Anggota Kelompok Kerja Pendidikan Dewan Pers (2019-2022), dan Trainer di United Nations Development Program (UNDP) serta penulis buku di Tim Nasional Percepatan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) Kantor Wakil Presiden.

Buku-buku karyanya adalah Pengemudi Kehidupan, Media Massa & Pasar Modal, Mencari Keadilan Subsidi Listrik, Grow Fast Grow Fair, Signature of Nation, Kisah Kasih di Sekolah, Nurhayadi Anak Betawi di Puncak Telkom Landmark Tower, Dedengkot Betawi Haji Nuri Thaher, Rusdi Saleh Nasionalisme Sang Penyiar, Jalan Tol Trans Sumatera, editor Spiritualitas Bencana, Nukilan Tarikh, Alangkah Lucunya Pasar Modal Indonesia, Acuan Meraup Cuan di Pasar Modal, Strategi Andal Investasi di Pasar Modal, dan penyelaras akhir Sejuta Rumah Untuk Rakyat

Bang Lay bahagia buku ini akhirnya dapat terbit dan berada di tangan pembaca. “Bila halaman demi halaman dalam buku ini dapat membangkitkan semangat pembelajaran para pembaca, itu merupakan kegembiraan yang luar biasa bagi saya,” pungkasnya.

What is your reaction?

0
Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly

You may also like

Comments are closed.

More in Humaniora