Tantangan dan Strategi Pengembangan Pasar Infrastruktur ke Luar Negeri

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Tantangan yang dihadapi WIKA dalam rangka pengembangan pasar di luar negeri tak bisa dikatakan ringan.

Bila diringkas, tantangan operasi internasional WIKA terdiri dari sebagai berikut.Pertama, WIKA harus memahami benar perbedaan ketentuan legal dan perizinan usaha konstruksi di negara-negara lain dibandingkan dengan yang berlaku di Indonesia.

Kedua, WIKA harus memahami benar ketentuan perpajakan dan lalu lintas devisa di sebuah negara. Sebagai contoh, menjadi masalah bagi WIKA bila beroperasi di negara dengan sistem devisa tertutup.

Dana yang dibawa WIKA dari Indonesia memang mudah masuk ke negara tersebut, tetapi bukan perkara mudah untuk membawa dana keluar dari negara itu. Jadi, uang mudah masuk, tetapi sulit untuk keluar.

Tidak adanya kerja sama di bidang perpajakan dengan negara tempat WIKA beroperasi juga bakal menjadi masalah.

Tantangan ketiga adalah WIKA seringkali dianggap sebagai investor ketika beroperasi di pasar luar negeri. Padahal, WIKA mungkin beroperasi di negara tersebut sebatas bertindak sebagai pelaksana project management service, bukan pemilik proyek.

Ini perlu cara-cara tersendiri untuk menjelaskannya ke pihak negara luar. Karena, kalau tidak mampu menjelaskannya, kehadiran WIKA bisa dipandang negatif di sana.

Keempat, persaingan bisnis yang dihadapi WIKA di pasar luar negeri pun tidak kalah sengit. Tidak hanya bertarung dalam soal penawaran harga, WIKA juga mempertaruhkan soal rekam jejak perusahaan dalam menggarap proyek dan besarnya dukungan enjiniring yang dimiliki.

Hal-hal seperti ini ikut dipertimbangkan dalam tender proyek di luar negeri, sehingga kompetisinya lebih keras. Kelima, WIKA juga harus sanggup mengatasi perbedaan kultur dalam beroperasi di luar negeri, terutama dalam hal pengelolaan SDM.

Bentuk Strategi dari Pengalaman

Berbekal pengalaman awal WIKA dalam beroperasi di luar negeri, WIKA kemudian berhasil membentuk strategi ke depan dalam memasuki pasar internasional.

Pertama, strategi ke depannya WIKA masih menggunakan pola PMS untuk masuk ke negara baru. Setelah mengenal negara tersebut, barulah bisa beranjak menjadi subkontraktor. Kemudian setelah mengenal baik, WIKA bisa masuk menjadi main kontraktor, baik sendiri maupun bermitra (Kerja Sama Operasi/KSO).

Kedua, strategi memperoleh devisa dari tenaga kerja. Artinya, WIKA harus betul-betul dapat mengelola overseas development centre untuk pelatihan pegawainya yang akan dikirim ke luar negeri.

Ketiga adalah mencari negara-negara yang masih tertinggal dari segi infrastrukturnya. WIKA telah mengelompokkan sebanyak lima negara yang istilahnya menjadi sentral-sentral operasional WIKA untuk di luar negeri.

Lima negara tersebut, yaitu Aljazair, Myanmar, Timor Leste, Kuching (Malaysia), dan Saudi Arabia (Timur Tengah). Akan tetapi, tidak tertutup kemungkinan akan meluas ke negara-negara lain yang punya potensi untuk bisa mendapatkan devisa bagi negara maupun bagi WIKA.

Tentu dengan tetap mempertimbangkan faktor keamanannya. Salah satu negara di Afrika yang pasar konstruksinya juga sedang dijajaki WIKA adalah Afrika Selatan.

You may also like

Comments are closed.

More in Bisnis