• Tue, Nov 2025

UNJ Kembangkan E-Modul Minyak Esensial Serai untuk Pembelajaran Kosmetika Aromaterapi

UNJ Kembangkan E-Modul Minyak Esensial Serai untuk Pembelajaran Kosmetika Aromaterapi

INFRASTRUKTUR.VO.ID, JAKARTA: Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta (FT UNJ) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan mutu pembelajaran berbasis riset. Melalui kegiatan riset tahunan, tim dosen dan peneliti dari Program Studi D4 Kosmetik dan Perawatan Kecantikan mengembangkan e-modul pembelajaran berjudul “Minyak Esensial Serai (Cymbopogon citratus) sebagai Bahan Sediaan Aromaterapik Kosmetik.”

Program ini bertujuan memperkuat integrasi antara sains, teknologi, dan kearifan lokal dalam pendidikan vokasi. E-modul ini tidak hanya menyajikan teori, tetapi juga hasil penelitian terbaru mengenai karakteristik kimia, proses ekstraksi, hingga aplikasi minyak serai dalam industri kosmetik modern.

Mari_Okatini_Armandari_f1I8Uyl9xB


Menurut Dra. Mari Okatini Armandari, M.K.M., salah satu dosen dan peneliti yang memimpin kegiatan ini, pengembangan e-modul tersebut berangkat dari keprihatinan bahwa potensi bahan alam Indonesia belum sepenuhnya dioptimalkan dalam kurikulum pendidikan vokasi.

“Indonesia memiliki lebih dari 30 ribu spesies tanaman, dan banyak di antaranya memiliki nilai bioaktif tinggi. Serai, misalnya, tidak hanya digunakan dalam masakan, tapi juga terbukti memiliki efek antimikroba, antioksidan, dan relaksasi yang kuat. Inilah yang ingin kami ajarkan: bahwa kekayaan alam kita dapat menjadi bahan inovasi kosmetik yang ramah lingkungan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa e-modul ini disusun dengan pendekatan saintifik yang terstruktur — mulai dari pengenalan tanaman serai (Cymbopogon citratus), metode destilasi minyak atsiri, analisis komponen kimia seperti citral dan geraniol, hingga formulasi dalam produk aromaterapi.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program riset tahunan Fakultas Teknik UNJ yang berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran dan pengembangan sumber daya manusia unggul. Riset ini tidak hanya menghasilkan publikasi akademik, tetapi juga produk pembelajaran yang langsung dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa.

Menurut Mari Okatini, riset ini menjadi penting karena banyak bahan alami tradisional yang memiliki nilai ilmiah tinggi namun belum banyak dikaji secara sistematis di lingkungan akademik vokasi.

“Kita sering menggunakan bahan-bahan seperti minyak serai secara turun-temurun, tetapi tidak banyak yang tahu kandungan ilmiahnya. Padahal, pemahaman ilmiah itulah yang bisa meningkatkan nilai produk dan membuka peluang inovasi baru di bidang kosmetik dan aromaterapi,” jelasnya.

Dengan e-modul ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami bahwa inovasi kosmetika tidak hanya soal estetika, tetapi juga ilmu kimia, bioteknologi, dan etika lingkungan. Pendekatan saintifik dalam e-modul ini diintegrasikan dengan metode project-based learning agar mahasiswa dapat merancang sendiri produk berbasis minyak esensial.

Potensi Minyak Esensial Serai

Minyak esensial serai (Cymbopogon citratus) dikenal mengandung senyawa utama seperti citral, myrcene, geraniol, dan limonene yang memiliki berbagai fungsi bioaktif. Citral, misalnya, dikenal sebagai agen antibakteri dan antiinflamasi, sementara geraniol berfungsi sebagai bahan dasar parfum dan memiliki efek menenangkan pada sistem saraf.

Secara saintifik, minyak esensial serai memiliki titik didih relatif rendah sehingga cocok untuk proses destilasi sederhana di laboratorium pendidikan. Selain itu, penelitian-penelitian terbaru di jurnal Industrial Crops and Products dan Journal of Essential Oil Research menunjukkan bahwa ekstrak serai memiliki potensi tinggi dalam aplikasi skin care, body mist, dan relaxing balm.

Dengan mengangkat potensi tersebut dalam bentuk e-modul, UNJ berusaha menjembatani antara pengetahuan ilmiah dan praktik industri kosmetik alami. Mahasiswa tidak hanya mempelajari aspek teoritis, tetapi juga metodologi riset, standar keamanan kosmetik, dan prinsip keberlanjutan bahan baku.

Menjaga Warisan dan Mendorong Inovasi

Penggunaan bahan alam dalam industri kosmetik merupakan tren global yang terus meningkat. Data Grand View Research (2024) mencatat bahwa pasar kosmetik berbahan alami diproyeksikan tumbuh 6,5% per tahun hingga 2030, didorong oleh meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan kulit dan lingkungan.

Indonesia, dengan kekayaan hayati tropisnya, memiliki potensi besar menjadi pemain utama di industri ini. Melalui riset semacam ini, UNJ tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai agen pelestarian pengetahuan tradisional dan pendorong inovasi berbasis sains.

“Kami ingin mahasiswa memiliki kebanggaan terhadap bahan lokal dan memahami bagaimana mengubahnya menjadi produk berkelas dunia,” tutur Mari Okatini.

UNJ dalam Transformasi Pembelajaran

Riset pengembangan e-modul ini menjadi bagian dari strategi besar Fakultas Teknik UNJ dalam mewujudkan Kampus Merdeka Berbasis Riset dan Inovasi. Melalui kegiatan seperti ini, dosen dan mahasiswa diajak berkolaborasi dalam riset terapan yang menghasilkan luaran nyata bagi dunia pendidikan dan industri.

E-modul Minyak Esensial Serai ini akan menjadi salah satu referensi ajar digital di lingkungan UNJ yang memperkaya proses pembelajaran berbasis riset (research-based learning). Selain itu, modul ini juga membuka ruang bagi kolaborasi lintas disiplin, seperti kimia, biologi, dan kewirausahaan, dalam pengembangan produk kosmetik alami yang berkelanjutan.

Dengan demikian, langkah Fakultas Teknik UNJ ini tidak hanya memperkuat reputasi akademik universitas, tetapi juga menunjukkan bahwa pendidikan vokasi dapat menjadi motor penggerak inovasi hijau (green innovation) di Indonesia.